SASTRA BANDINGAN
BERDASARKAN PERBEDAAN LETAK GEOGRAFIS

OLEH
KELOMPOK II
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
Cinderella
Di sebuah kota, ada seorang
anak perempuan yang cantik dan baik hatinya. Cinderella namanya. Cinderella
tinggal bersama ibu tiri dengan kedua kakak tirinya dimana mereka selalu
berbuat jahat kepada Cinderella. Cinderella selalu disuruh melakukan semua
pekerjaan rumah, dibentak dan dimarahi oleh kedua kakak serta ibu tirinya.
Bahkan dengan kejamnya kadang Cinderella hanya diberi makan satu kali setiap
hari. Bahkan mereka memanggilnya Cinderela yang mempunyai arti gadis yang penuh
debu dan kotor. Namun, walau mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan,
Cinderella mempunyai hati yang bersih. Dia tidak pernah membalas perlakuan
jahat kakak dan ibu tirinya dengan kejahatan pula. Sebaliknya, Cinderella
dengan tulus selalu menerima perlakuan itu dan mengerjakan semuanya dengan
lapang dada.
Pada suatu ketika, Istana mengadakan sebuah pesta. Para pengawal kerajaan menyebarkan surat undangan pesta tersebut. keluarga Cinderella pun mendapat undangan tersebut. ibu dan kakak tiri Cinderella pun begitu senang. Bahkan mereka berencana untuk berdandan secantik – cantiknya dengan harapan siapa tau pangeran kerajaan itu tertarik dengan mereka, sehingga mereka bisa menjadi putri raga. Wah asyiknya ya, ayo kita dandan secantik – cantiknya. Kalau aku bisa jadi putri, tentu ibu juga akan senang dan bahagia , kata kedua kakak tiri cinderela kepada sang ibu tiri. Mendengar hal itu, cinderela rupanya tertarik untuk ikut ke pesta itu. Namun ketika dia berkata kepada ibu tiri dan kedua kakaknya bahwa dia mau ikut, Cinderella malah dimarahi. “Kamu tidak boleh ikut!!” Kata kakak tiri Cinderella. Jika kamu ikut, mau pakai apa kamu ? Baju mu jelek semua, badanmu pun kotor ! lanjut kakak tiri cinderela dengan penuh amarah. Begitu sedihnya Cinderella mendengar hal ini. Tak lama kemudia berangkatlah ibu tiri dan kedua kakak tiri Cinderella ke istana dengan tidak lupa menghina Cinderella terlebih dahulu sebelum berangkat. Hal ini membuat Cinderella bertambah sedih hingga menangis. Dia kemudian masuk ke kamar nya dan menangis tersedu – sedu.
Ketika Cinderella sedang menangis tersedu – sedu di dalam kamarnya, tiba – tiba terdengar suara : “Cinderella, berhentilah menangis.” . Cinderella pun menjadi kaget. Dia mencari – cari asal suara itu. Kemudian dia menemukan bahwa ternyata yang berbicara adalah seorang peri. Peri tersebut tersenyum dengan sangat ramah. Peri itu kemudian berkata : “jangan menangis Cinderella, hapuslah air matamu. Bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal ke kebun labu di halaman belakang rumah.” . Cinderella pun kemudian berhenti menangis dan menyeka airmatanya lalu menuruti kata peri yang baik hati ini.
Setelah sampai di kebun labu belakang rumah, ibu peri mengayunkan tongkat sihirnya sambil berkata “sim salabim”, lalu terjadilah keajaiban, 4 ekor tikus itu berubah menjadi empat ekor kuda, serta 2 kadal itu berubah menjadi dua orang sais. Ibu peri pun mengubah Cinderella menjadi putri yang cantik dengan gaun yang sangat indah dengan sepatu kaca yang sangat mengkilat. Begitu senangnya hati Cinderella sehingga dia menari dengan riang. Sang ibu peri pun berkata kepada Cinderella, berangkatlah ke pesta di istana, Cinderella, namun pulanglah sebelum jam 12 malam yang ditandai dengan lonceng pukul dua belas malam. Dikarenakan pengaruh sihir ini akan hilang setelah pukul 12 malam dan semuanya akan kembali seperti semula. “iya ibu peri, terima kasih banyak ibu peri.” Jawab Cinderella dengan riang gembira.
Lalu berangkatlah Cinderella dengan kereta kudanya menuju pesta di istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderella. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantiknya putri itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka. Tak hanya itu, pangeran istana pun ikut terkagum – kagum dengan Cinderella. Sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. “Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?” katanya. “Ya!,” kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderella yang berada di situ tidak menyangka kalau putri yang cantik itu adalah Cinderella. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. “Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini,” kata sang Pangeran. Wah ternyata sang pangeran sampai menyukai Cinderella. Dikarenakan hanyut oleh suasana, membuat Cinderella lupa akan waktu bahwa dia harus pulang sebelum jam dua belas malam. Ketika lonceng berdentang menandakan waktu jam 12 malam, membuat Cinderella kaget dan teringat pesan dari ibu peri bahwa setelah jam 12 malam, khasiat sihir akan menghilang. “Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderella tidak memperdulikannya, ia terus berlari.
Pangeran yang kaget dengan peristiwa larinya Cinderella pun tidak tinggal diam. Pangeran mengejar Cinderella, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, pangeran menemukan ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderella. Pangeran pun memungut sepatu itu. “Aku akan mencarimu, dan pasti bisa menemukanmu” kata pangeran dalam hati.
Meskipun Cinderella kembali menjadi gadis yang kotor dan penuh debu, Cinderella bahagia karena bisa pergi ke pesta. Besok harinya, setelah pesta itu, pangeran memerintahkan para pengawal untuk mencari pemilik sepatu kaca yang dia temukan. Para pengawal yang dikirim Pangeran pun datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Dengan penuh semangat, kedua kakak Cinderella mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Namun mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai kaki mereka menjadi lecet namun tetap tidak bisa masuk ke dalam sepatu kaca.
Pada saat pengawal akan pergi dari rumah Cinderella, ternyata ada seorang pengawal yang melihat Cinderella. “Hai kamu, cobalah sepatu ini,” katanya. Mendengar hal ini Ibu tiri Cinderela menjadi marah,” tidak akan cocok dengan anak ini!”. Namun pengawal kerajaan tetap memerintahkan Cinderella untuk tetap mencobanya. “semua tetap memperoleh kesempatan untuk mencoba tanpa kecuali!!” kata pengawal kerajaan itu. Kemudian Cinderella menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Cinderella, selamat..,” Cinderella menoleh ke belakang, ternyata ibu peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!.,” kata ibu peri yang baik hati ini. Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua belas kali”, kata sang peri. Cinderela diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya.
Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderella menikah dengan Pangeran dan hidup Berbahagia untuk selamanya. Melihat hal ini membuat kakak-kakak tiri dan ibu tiri Cinderella bersikap baik dengan Putri Cinderella karena dia sekarang sang putri yang cantik. Ternyata Cinderella yang sudah menjadi putri ini sama sekali tidak menyimpan dendam dengan kakak-kakaknya dan ibu tirinya, bahkan Cinderella mau menerima dan memaafkan mereka walaupun sering disakiti. Kemudian berakhirlah dongeng dan cerita Cinderella dengan happy ending.
Pada suatu ketika, Istana mengadakan sebuah pesta. Para pengawal kerajaan menyebarkan surat undangan pesta tersebut. keluarga Cinderella pun mendapat undangan tersebut. ibu dan kakak tiri Cinderella pun begitu senang. Bahkan mereka berencana untuk berdandan secantik – cantiknya dengan harapan siapa tau pangeran kerajaan itu tertarik dengan mereka, sehingga mereka bisa menjadi putri raga. Wah asyiknya ya, ayo kita dandan secantik – cantiknya. Kalau aku bisa jadi putri, tentu ibu juga akan senang dan bahagia , kata kedua kakak tiri cinderela kepada sang ibu tiri. Mendengar hal itu, cinderela rupanya tertarik untuk ikut ke pesta itu. Namun ketika dia berkata kepada ibu tiri dan kedua kakaknya bahwa dia mau ikut, Cinderella malah dimarahi. “Kamu tidak boleh ikut!!” Kata kakak tiri Cinderella. Jika kamu ikut, mau pakai apa kamu ? Baju mu jelek semua, badanmu pun kotor ! lanjut kakak tiri cinderela dengan penuh amarah. Begitu sedihnya Cinderella mendengar hal ini. Tak lama kemudia berangkatlah ibu tiri dan kedua kakak tiri Cinderella ke istana dengan tidak lupa menghina Cinderella terlebih dahulu sebelum berangkat. Hal ini membuat Cinderella bertambah sedih hingga menangis. Dia kemudian masuk ke kamar nya dan menangis tersedu – sedu.
Ketika Cinderella sedang menangis tersedu – sedu di dalam kamarnya, tiba – tiba terdengar suara : “Cinderella, berhentilah menangis.” . Cinderella pun menjadi kaget. Dia mencari – cari asal suara itu. Kemudian dia menemukan bahwa ternyata yang berbicara adalah seorang peri. Peri tersebut tersenyum dengan sangat ramah. Peri itu kemudian berkata : “jangan menangis Cinderella, hapuslah air matamu. Bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal ke kebun labu di halaman belakang rumah.” . Cinderella pun kemudian berhenti menangis dan menyeka airmatanya lalu menuruti kata peri yang baik hati ini.
Setelah sampai di kebun labu belakang rumah, ibu peri mengayunkan tongkat sihirnya sambil berkata “sim salabim”, lalu terjadilah keajaiban, 4 ekor tikus itu berubah menjadi empat ekor kuda, serta 2 kadal itu berubah menjadi dua orang sais. Ibu peri pun mengubah Cinderella menjadi putri yang cantik dengan gaun yang sangat indah dengan sepatu kaca yang sangat mengkilat. Begitu senangnya hati Cinderella sehingga dia menari dengan riang. Sang ibu peri pun berkata kepada Cinderella, berangkatlah ke pesta di istana, Cinderella, namun pulanglah sebelum jam 12 malam yang ditandai dengan lonceng pukul dua belas malam. Dikarenakan pengaruh sihir ini akan hilang setelah pukul 12 malam dan semuanya akan kembali seperti semula. “iya ibu peri, terima kasih banyak ibu peri.” Jawab Cinderella dengan riang gembira.
Lalu berangkatlah Cinderella dengan kereta kudanya menuju pesta di istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderella. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantiknya putri itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka. Tak hanya itu, pangeran istana pun ikut terkagum – kagum dengan Cinderella. Sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. “Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?” katanya. “Ya!,” kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderella yang berada di situ tidak menyangka kalau putri yang cantik itu adalah Cinderella. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. “Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini,” kata sang Pangeran. Wah ternyata sang pangeran sampai menyukai Cinderella. Dikarenakan hanyut oleh suasana, membuat Cinderella lupa akan waktu bahwa dia harus pulang sebelum jam dua belas malam. Ketika lonceng berdentang menandakan waktu jam 12 malam, membuat Cinderella kaget dan teringat pesan dari ibu peri bahwa setelah jam 12 malam, khasiat sihir akan menghilang. “Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderella tidak memperdulikannya, ia terus berlari.
Pangeran yang kaget dengan peristiwa larinya Cinderella pun tidak tinggal diam. Pangeran mengejar Cinderella, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, pangeran menemukan ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderella. Pangeran pun memungut sepatu itu. “Aku akan mencarimu, dan pasti bisa menemukanmu” kata pangeran dalam hati.
Meskipun Cinderella kembali menjadi gadis yang kotor dan penuh debu, Cinderella bahagia karena bisa pergi ke pesta. Besok harinya, setelah pesta itu, pangeran memerintahkan para pengawal untuk mencari pemilik sepatu kaca yang dia temukan. Para pengawal yang dikirim Pangeran pun datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Dengan penuh semangat, kedua kakak Cinderella mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Namun mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai kaki mereka menjadi lecet namun tetap tidak bisa masuk ke dalam sepatu kaca.
Pada saat pengawal akan pergi dari rumah Cinderella, ternyata ada seorang pengawal yang melihat Cinderella. “Hai kamu, cobalah sepatu ini,” katanya. Mendengar hal ini Ibu tiri Cinderela menjadi marah,” tidak akan cocok dengan anak ini!”. Namun pengawal kerajaan tetap memerintahkan Cinderella untuk tetap mencobanya. “semua tetap memperoleh kesempatan untuk mencoba tanpa kecuali!!” kata pengawal kerajaan itu. Kemudian Cinderella menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Cinderella, selamat..,” Cinderella menoleh ke belakang, ternyata ibu peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!.,” kata ibu peri yang baik hati ini. Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua belas kali”, kata sang peri. Cinderela diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya.
Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderella menikah dengan Pangeran dan hidup Berbahagia untuk selamanya. Melihat hal ini membuat kakak-kakak tiri dan ibu tiri Cinderella bersikap baik dengan Putri Cinderella karena dia sekarang sang putri yang cantik. Ternyata Cinderella yang sudah menjadi putri ini sama sekali tidak menyimpan dendam dengan kakak-kakaknya dan ibu tirinya, bahkan Cinderella mau menerima dan memaafkan mereka walaupun sering disakiti. Kemudian berakhirlah dongeng dan cerita Cinderella dengan happy ending.
Kisah Ande-Ande Lumut
Dahulu kala, ada dua buah kerajaan,
Kediri dan Jenggala. Kedua kerajaan itu berasal dari sebuah kerajaan yang
bernama Kahuripan. Raja Erlangga membagi kerajaan itu menjadi dua untuk
menghindari perang saudara. Namun sebelum meninggal raja Erlangga berpesan
bahwa kedua kerajaan itu harus disatukan kembali.
Maka kedua raja pun bersepakat
menyatukan kembali kedua kerajaan dengan menikahkan putera mahkota Jenggala,
Raden Panji Asmarabangun dengan puteri Kediri, Dewi Sekartaji.
Ibu tiri Sekartaji, selir raja
Kediri, tidak menghendaki Sekartaji menikah dengan Raden Panji karena ia
menginginkan puteri kandungnya sendiri yang nantinya menjadi ratu Jenggala.
Maka ia menyekap dan menyembunyikan Sekartaji dan ibunya. Pada saat Raden Panji
datang ke Kediri untuk menikah dengan Sekartaji, puteri itu sudah menghilang.
Raden Panji sangat kecewa. Ibu tiri Sekartaji membujuknya untuk tetap
melangsungkan pernikahan dengan puterinya sebagai pengganti Sekartaji, namun
Raden Panji menolak.
Raden Panji kemudian
berkelana. Ia mengganti namanya menjadi Ande-Ande Lumut. Pada suatu hari ia
tiba di desa Dadapan. Ia bertemu dengan seorang janda yang biasa dipanggil Mbok
Randa Dadapan. Mbok Randa mengangkatnya sebagai anak dan sejak itu ia tinggal
di rumah Mbok Randa. Ande-Ande Lumut kemudian minta ibu angkatnya untuk mengumumkan
bahwa ia mencari calon isteri. Maka berdatanganlah gadis-gadis dari desa-desa
di sekitar Dadapan untuk melamar Ande-Ande Lumut. Tak seorangpun ia terima
sebagai isterinya.
Sementara itu,
Sekartaji berhasil membebaskan diri dari sekapan ibu tirinya. Ia berniat untuk
menemukan Raden Panji. Ia berkelana hingga tiba di rumah seorang janda yang
mempunyai tiga anak gadis, Klething Abang, Klething Ijo dan si bungsu Klething
Biru. Ibu janda menerimanya sebagai anak dan diberi nama Klething Kuning.
Klething Kuning
disuruh menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dari membersihkan rumah, mencuci
pakaian dan peralatan dapur. Pada suatu hari karena kelelahan Klething Kuning
menangis. Tiba-tiba datang seekor bangau besar. Klething Kuning hampir lari
ketakutan. Namun bangau itu berkata, “Jangan takut, aku datang untuk
membantumu.” Bangau itu kemudian mengibaskan sayapnya dan pakaian yang harus
dicuci Klething Kuning berubah menjadi bersih. Peralatan dapur juga
dibersihkannya. Setelah itu bangau terbang kembali.
Bangau itu kembali
setiap hari untuk membantu Klething Kuning. Pada suatu hari bangau menceritakan
tentang Ande-Ande Lumut kepada Klething Kuning dan menyuruhnya pergi melamar. Klething
Kuning minta ijin kepada ibu angkatnya untuk pergi ke Dadapan. Ibunya
mengijinkan ia pergi bila pekerjaannya sudah selesai. Ia pun sengaja menyuruh
Klething Kuning mencuci sebanyak mungkin pakaian agar ia tidak dapat pergi.
Sementara itu ibu
janda mengajak ketiga anak gadisnya ke Dadapan untuk melamar Ande-Ande Lumut.
Di perjalanan mereka tiba di sebuah sungai yang sangat lebar. Tidak ada
jembatan atau perahu yang melintas. Mereka kebingungan. Lalu mereka melihat
seekor kepiting raksasa menghampiri mereka.
“Namaku Yuyu Kangkang. Kalian mau
kuseberangkan?”
Mereka tentu saja mau.
“Tentu saja kalian harus memberiku imbalan.”
“Kau mau uang? Berapa?” tanya ibu janda.
“Aku tak mau uangmu. Anak gadismu
cantik-cantik. Aku mau mereka menciumku.’
Mereka terperanjat mendengar jawaban Yuyu
Kangkang. Namun mereka tidak mempunyai pilihan lain. Akhirnya mereka setuju.
Kepiting raksasa itu menyeberangkan mereka satu persatu dan mereka pun
memberikan ciuman sebagai imbalan.
Sesampainya di rumah mbok Randa, mereka minta
bertemu dengan Ande-Ande Lumut. Mbok Randa mengetuk kamar Ande-Ande Lumut,
katanya, “Puteraku, lihatlah, gadis-gadis cantik ini ingin melamarmu. Pilihlah
satu sebagai isterimu.”
“Ibu,” sahut Ande-Ande Lumut, “Katakan kepada
mereka, aku tidak mau mengambil kekasih Yuyu Kangkang sebagai isteriku.”
Ibu Janda dan ketiga anak gadisnya terkejut
mendengar jawaban Ande-Ande Lumut. Bagaimana pemuda itu tahu bahwa mereka tadi
bertemu dengan kepiting raksasa itu? Dengan kecewa mereka pun pulang. Di rumah,
Klething Kuning sudah menyelesaikan semua tugasnya berkat bantuan bangau ajaib.
Bangau itu memberinya sebatang lidi.
Ketika ibu angkatnya
kembali Klething Kuning sekali lagi meminta ijin untuk pergi menemui Ande-Ande
Lumut. Ibu angkatnya terpaksa mengijinkan, namun ia sengaja mengoleskan kotoran
ayam ke punggung Klething Kuning. Klething Kuning pun berangkat. Tibalah ia di
sungai besar. Kepiting raksasa itu mendatanginya untuk menawarkan jasa
membawanya ke seberang sungai.
“Gadis cantik, kau mau ke seberang? Mari
kuantarkan,” kata Yuyu Kangkang
“Tidak usah, terima kasih” kata Klething
Kuning sambil berjalan menjauh.
“Ayolah, kau tak perlu membayar,” Yuyu
Kangkang mengejarnya.”Cukup sebuah ci... Aduh!”
Klething Kuning
mencambuk Yuyu Kangkang dengan lidi pemberian bangau. Kepiting raksasa itu pun
lari ketakutan. Klething Kuning kemudian mendekati tepi air sungai dan
menyabetkan lidinya sekali lagi. Air sungai terbelah, dan ia pun bisa berjalan
di dasar sungai sampai ke seberang.
Klething Kuning
akhirnya tiba di rumah Mbok Randa. Mbok Randa menerimanya sambil mengernyitkan
hidung karena baju Klething Kuning bau kotoran ayam. Ia pun menyilakan gadis
itu masuk lalu ia pergi ke kamar Ande-Ande Lumut.
“Ande anakku, ada seorang gadis cantik, tetapi
kau tak perlu menemuinya. Bajunya bau sekali, seperti bau kotoran ayam. Biar
kusuruh ia pulang saja.”
“Aku akan menemuinya, Ibu,” kata Ande-Ande
Lumut.
“Tetapi... ia...,” sahut Mbok Randa.
“Ia satu-satunya gadis yang menyeberang tanpa
bantuan Yuyu Kangkang, ibu. Ialah gadis yang aku tunggu-tunggu selama ini.”
Mbok Randa pun terdiam. Ia mengikuti Ande-Ande
Lumut menemui gadis itu.
Klething Kuning terkejut sekali melihat
Ande-Ande Lumut adalah tunangannya, Raden Panji Asmarabangun.
“Sekartaji, akhirnya kita bertemu lagi,” kata
Raden Panji.
Raden Panji kemudian
membawa Dewi Sekartaji dan Mbok Randa Dadapan ke Jenggala. Raden Panji dan Dewi
Sekartaji pun menikah. Kerajaan Kediri dan Jenggala pun dipersatukan kembali.
Analisis unsur Intrinsik dan Ekstrinsik cerita rakyat Ciderella dan Ande-ande Lumut
1. Cinderella
a. Tema
Tema yang terdapat dalam cerita ini adalah Persaingan
untuk mendapatkan kebahagiaan dari seorang pangeran. Karena cinderella bersaing
dengan orang-orang di seluruh negri beserta dua orang kakak tirinya. Demi
mendapatkan cinta dari seorang pangeran yang mencari seorang pendamping hidup
untuk dinikahinya.
b. Alur
Alur
yang terdapat dongeng Cinderella adalah maju (Linear).
c. Penokohan
Penokohan dalam cerita Cinderella bahwa
Cinderella digambarkan sebagai gadis yang baik hati.
d. Sudut
Pandang
Sudut pandang yang diambil
adalah peran ketiga.
e. Amanat
Amanatnya
adalah seseorang harus bersabar dan susah dahulu demi mendapatkan sebuah
kebahagiaan.
2. Ande-ande Lumut
a. Tema
Tema yang terkandung
dalam cerita ande-ande lumut adalah mencari pasangan yang jujur, sabar, baik hati,
suci, setia dan tabah dalam menghadapi cobaan.
b. Penokohan
dan karakter
-
Ande-ande Lumut atau Raden Panji
Karakter : Bijaksana
dan teguh pada pendirian
-
Kelnting Kuning atau Chandra Kirana
Karakter : sabar, baik,
penolong, setia dan tabah dalam menghadapi cobaan.
-
Si Mbok
Karakter : jujur dan
bijaksana
-
Klenting Merah
Karakter : Pemalas dan
tidak sabaran.
-
Yuyu Kangkang
Karakter : penolong.
3. Alur
Alur yang digunakan
dalam cerita ini adalah alur maju (linear).
4. Setting
atau Latar
-
Tempat : Kerajaan Kediri.
-
Waktu : Pagi hari.
-
Suasana : Menegangkan
5. Sudut
Pandang
Cerita ini menggunakan
sudut pandang orang ketiga
6. Amanat
Amanat
yang terkandung pada cerita ini adalah kesungguhan hati dapat membawa
kebahagiaan dan orang yang berbudi luhur akan mendapat pahala.
C. Perbandingan Cerita Ande-ande Lumut dan
Cinderella
Cinderela merupakan
cerita yang sudah ada (dapat dikatakan sebagai cerita rakyat) di Inggris sedangkan Ande-Ande
Lumut merupakan cerita rakyat di Indonesia. Berdasarkan setting tempat dan
waktu dalam cerita serta wujud kedua cerita yang merupakan cerita rakyat
(biasanya dalam pembuatan cerita rakyat menggunakan setting tempat dan waktu
sesuai keadaan zaman pembuatan cerita tersebut) maka dapat diketahui bahwa
kedua cerita tidaklah satu zaman . Dilihat dari perkembangan sejarah Inggris
yang lebih dulu maju dibandingkan Indonesia maka cerita Cinderalatentunya
dibuat lebih dahulu dari cerita Ande-Ande Lumut (sama-sama
menggunakan setting masa kerajaan tetapi masa kerajaan di Inggris terjadinya lebih
dulu dibandingkan masa kerajaan di Indonesia), sehingga dalam melakukan studi
sastra bandingan dilakukan secara diakronis untuk menelusuri genetika
teks sastra. Persamaan-persamaan dalam cerita semata-mata bukan karena dibuat
pada zaman yang sama maupun mempunyai satu induk cerita tetapi karena
masing-masing mempunyai kemampuan untuk menciptakannya dan kebetulan ceritanya
hampir sama. Hal ini sesuai dengan Teori Survival kebudayaan Andrew
Lang dapat dimasukkan ke dalam golongan teori poligenesis, karena mempunyai
paham yang menganggap bahwa setiap kebudayaan di dunia ini mempunyai kemampuan
untuk berevolusi. Oleh karena itu, masing-masing folk mempunyai kemampuan
melahirkan unsur-unsur kebudayaan yang sama dalam setiap taraf evolusi yang
sama. Jadi, jika sampai ada motif cerita rakyat yang sama dalam beberapa
negara, maka hal itu karena masing-masing negara mempunyai kemampuan untuk
menciptakannya, baik sendiri maupun sejajar (independent or paralel invention).
Dalam mengkaji bandingan kedua teks cerita ini dapat berdasarkan empat asas
pokok pembanding, yaitu genetik teks, generik teks, tematik teks, dan
kesejajaran teks.
Dari
segi genentik kedua cerita ini merupakan cerita rakyat yang menggunakan setting
istana sentris yang mengambil latar lingkungan istana. Dalam segi bahasanya,
kedua cerita tersebut sangatlah berbeda. Cinderela menggunakan bahasa
Inggris sedangakan Ande-Ande Lumut menggunakan bahasa Jawa. Hanya saja kedua
cerita tersebut telah digubah dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Secara generik kedua cerita tersebut sama-sama bergenre prosa (cerita rakyat).
Secara
tematik juga dapat dikatakan hampir sama, yaitu menceritakan kehidupan gadis
cantik yang hidup sengsara dan miskin tetapi kehidupannya berubah ketika
bertemu jodohnya yang dari keluarga kaya (keluarga kerajaan). Dalam segi
kesejajaran teks, kedua cerita tersebut memiliki banyak kesejajaran diantaranya
dalam segi judul, tema, alur, karakterisasi/penokohan, setting, dan point of
view serta amanat .
1. Judul
Kedua
cerita tersebut mempunyai kesejajaran dari segi judul, yaitu sama-sama
mengambil judul dari tokoh utama dalam cerita yang bernama Cinderela dan
Ande-Ande Lumut.
2. Tema
Dalam
segi tema sangatlah jelah kesejajaran kedua cerita tersebut yaitu menceritakan
kehidupan gadis cantik yang hidup sengsara dan miskin tetapi kehidupannya
berubah ketika bertemu jodohnya yang dari keluarga kaya (keluarga kerajaan).
3. Alur
Pembahasan
mengenai kesejajaran segi alur kedua cerita tersebut saya rasa tidak perlu
dibahas satu persatu karena dasar alur kedua cerita sama. Alur ceritanya
menceritakan kehidupan gadis cantik yang dibenci oleh saudara tirinya. Kemudian
karena suatu keadaan (dalam cerita Cinderela karena ada pesta di
istana yang digunakan pangeran untuk mencari jodoh sedangkan
dalam Ande-Ande Lumut karena adanya sayembara untuk mencari jodoh)
maka sang gadis tersebut bertemu jodohnya dan kehidupannya yang semula sengsara
menjadi bahagia. Demikianlah akhir kedua cerita tersebut, sama-sama berakhir
dengan kebahagiaan tokoh utama yang semula sengsara.
4. Karakterisasi/Penokohan
Penokohan
dalam kedua cerita juga mempunyai dasar yang sama. Ada tokoh pria yang
merupakan orang kaya dan tampan (imej seorang lelaki idaman wanita) yang sedang
mencari jodoh, didukung oleh orang disekelilingnya dalam mencari jodoh (dalam
cerita Cinderela, pangeran dibantu oleh pengawal kerajaan sedang
dalamAnde-Ande Lumut Ande-Ande lumut yang sebenarnya juga seorang anak
raja dibantu oleh Mbok Randa Dadapan). Tokoh seorang gadis yang sangat baik
hati, sabar, dan penyayang (Cinderela dan Klenting Kuning) tetapi selalu
dibenci dan dimusihi saudara tirinya. Kemudian ada tokoh antagonis yang
merupakan saudara tiri jahat yang selalu memusuhi tokoh sang gadis baik hati
dan cantik.
5. Setting
Setting
kedua cerita rakyat tersebut menggunakan setting istana sentris atau masa-masa
kerajaan. Setting tempatnya sangatlah sedikit, hanya berupa tempat inggal
pangeran, tempat tinggal sang gadis yang disukai pangeran, dan setting
perjalanan dari rumah sang gadis menuju ke tempat pangeran.
6. Point
of view
Pengarang
kedua cerita menggunakan point of view orang ketiga. Disini pengarang bertindak
sebagai yang maha tahu.
7. Amanat
Amanat
yang bisa diambil dari kedua cerita sama, yaitu kita harus senantiasa sabar dalam
menghadapi cobaan. Kita harus menjadi orang yang baik hati, sabar, penyanyang,
jujur, dan suka menolong. Kita janganlah suka iri dan benci serta jahat kepada
orang lain, terlebih lagi kepada saudara sendiri.